Senin, 13 November 2017
JASA PENGURUSAN PAJAK ๐๐๐ ----- 085921179451 -------- https://kantor-akuntan-audit-pajak.blogspot.co.id/ ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ JASA PENGURUSAN ►►► PKP, NPWP, E FAKTUR, SPT TAHUNAN, SPT MASA PPN, PPh 21, SERTIFIKAT DIGITAL DLL . PAJAK PAJAK PERUSAHAAN BELUM DI RAPIHKAN?? MAU IKUT TENDER SPT TAHUNAN CV / PTBLM KELAR ?? GA SEMPAT NGURUS ?? DAN BEBERAPA HAMBATAN LAINNNYA . SEGERA HUBUNGI KANTOR AKUNTAN KJA SSB ►►► KAMI BERIKAN SOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAH PAJAK PERUSAHAA ====================================== Untuk info dan pemesanan silahkan hubungi Customer Service kami : - TELP/SMS : 085921178451 (Fast Respond) - CHAT VIA WA
Kamis, 09 November 2017
KONSEP DASAR REKONSILIASI BANK
KONSEP DASAR REKONSILIASI BANK


Disusun Oleh:
.
Aswinth
Maratimbo
Secara sederhana, konsep dasar rekonsiliasi bank adalah
melogikakan perbadaan antara saldo ‘buku kas’ perusahaan dengan saldo ‘rekening
koran’ yang diterbitkan oleh bank. Rekonsiliasi bank
biasanya dilakukan (dibuat) oleh persusahaan setiap menjelang tutup buku (akhir
bulan).
Mengapa Rekonsiliasi
Bank Perlu Dibuat (Dilakukan)?
Asumsi dasar yang
dipakai dalam rekonsiliasi bank adalah: Saldo buku kas perusahaan mestinya sama
dengan saldo di rekening koran. Itu sebabnya perusahaan membandingkan rekening
koran bank dengan buku catatan kas perusahaan.
Bagaimana jika ada
perbedaan antara saldo buku kas perusahaan dengan saldo yang tercantum dalam
rekening koran?
Penyebab Kemungkinan Perbedaan
Saldo Kas Perusahaan Dengan Rekening Koran
1. Tanggal Pengakuan Kas Keluar – Perbedaan tanggal
pengakuan kas keluar menurut perusahaan dengan tanggal pengakuan menurut bank,
paling sering terjadi. Misalnya: Pada tanggal 29 Agustus 2011, PT. JAK
mengeluarkan cek senilai Rp 20,000,000 untuk PT. ABC. Ternyata, karena
kesibukan PT. ABC baru mencairkan ceknya pada tanggal 2 September 2011.
Sehingga pada saat bank tutup buku 31 Agustus 2011 (dan mencetak rekening koran
PT. JAK), cek sebesar Rp 20,000,000 belum mengurangi saldo kas PT. JAK di bank,
sementara itu di buku kas perusahaan cek tersebut sudah mengurangi saldo kas.
Sehingga saldo kas menurut buku perusahaan menjadi lebih kecil dibandingkan
menurut saldo di rekening koran. Cek keluar yang sudah dicatat sebegai
pengeluaran kas oleh perusahaan tetapi belum dicairkan hingga tutup buku bank
ini, dalam rekonsiliasi bank disebut dengan “Cek Beredar” atau “Outstanding
Check“.
2. Tanggal Pengakuan Kas Masuk – Meskipun tidak
sesering kas keluar, kas masuk juga bisa mengalami hal serupa seperti kas
keluar—perusahaan sudah mengakui kas masuk padahal uang belum benar-benar masuk
ke dalam rekening di bank. Misalnya: Pada tanggal 31 Agustus 2011 PT. JAK
menerima pembayaran dalam bentuk cek dari pelanggan XYZ sebesar Rp 25,000,000.
Atas cek yang diterima tersebut, PT JAK mencatat kas masuk sebesar Rp
25,000,000. Akan tetapi, ternyata cek tersebut baru berhasil di kliring oleh
pihak bank keesokan harinya, yaitu tanggal 1 September 2011. Sehingga, saat
bank tutup buku tanggal 31 Agustus, bank belum menambahkan saldo kas PT. JAK,
sementara PT. JAK sudah mencatatnya sebagai kas masuk. Cek masuk yang sudah
dicatat sebegai penerimaan kas oleh perusahaan tetapi belum baru dikliring
setelah bank tutup buku ini, dalam rekonsiliasi bank disebut dengan “Setoran Dalam Perjalanan” atau “Deposit in Transit”.
3. Pengeluaran dan pemasukan kas bank yang bersifat ‘Auto’—baik itu auto-debit maupn auto-credit—yang mana pihak bank
menambah atau mengurangi saldo kas perusahaan secara automatis, tanpa didahului
oleh konfirmasi dari pihak perusahaan. Ada beberapa jenis pengeluaran dan
pemenerimaan kas yang bersifat automatis, diantaranya:
- Pembayaran-pembayaran yang bersifat autodebit. Misal: credit card, PAM, Listrik, telepon, dll, yang biasanya bersifat rutin setiap bulan), jenis ini memang sudah didahului dengan aplikasi dari pihak perusahaan, akan tetapi seringkali perusahaan lupa mencatatnya di buku kas perusahaan setiap bulannya.
- Biaya administrasi bulanan atas penggunanaan jasa bank. Bank langsung memotong saldo kas perusahaan setiap menjelang tutup buku, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
- Biaya buku cek dan BG. Bank membebankan biaya atas buku cek yang digunakan oleh perusahaan, dan pembebanannya dilakukan dengan cara langsung memotong saldo kas perusahaan tanpa pembertahuan terlebih dahulu. Sebenarnya, pihak perusahaan mestinya sudah tahu begitu meminta buku cek ke bank, akan tetapi perusahaan seringkali lupa untuk mencatatnya.
- Biaya meterai. Sama seperti biaya adminsitrasi bulanan.
- Bunga Jasa Giro. Atas dana perusahaan yang mengendap di rekening, pihak bank memberikan bunga kepada perusahaan sebagai pemilik rekening, yang langsung ditambahkan di saldo kas perusahaan menjelang tutup buku.
- Pajak Atas Bunga. Setiap bunga jasa giro yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dikenakan pajak, yang dipotong langsung pada saldo kas perusahaan.
4. Kekeliruan pencatatan oleh perusahaan
– Meskipun tidak sering, kemungkinan ini bisa terjadi, yaitu perusahaan salah
melakukan pencatatan—entah mencatat lebih besar atau lebih kecil dari yang
seharusnya. Kesalahan yang cukup sering terjadi namun sulit dilacak saat
melakukan rekonsiliasi adalah adanya cek kembali (gagal dicairkan)—biasanya
terjadi karena saldo bank tidak mencukupi (non sufficient funds), atau bank
pemnolak pencairan karena ada kesalahan tulis pada lembaran cek. Pada saat cek
kembali pegawai perusahaan tidak melakukan penyesuaian di dalam catatannya.
5. Kekeliruan pencatatan oleh pihak bank
– Meskipun pendapat umum menganggap bank memiliki sistim pengendalian yang
ketat, tetap saja tidak menutup kemungkinan kesalahan hingga 100 persen. Ada
kalanya pihak bank juga melakukan kesalahan.
Diantara semua kemungkinan
perbedaan di atas, yang dianggap ‘WAJAR” hanya perbedaan yang disebabkan oleh
perbedaan waktu pencatatan (pengakuan). Sedangkan perbedaan-perbedaan lainnya
tentunya mengikuti saldo bank (bila kesalahan terjadi pada buku perusahaan)
atau saldo perusahaan (bila kesalahan terjadi pada pencatatan bank).
Tujuan utama
rekonsiliasi bank adalah melogikakan perbedaan-perbedaan yang ada diantara buku
kas perusahaan dengan bank. Sehingga mengenali dan memahami berbagai
kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan di atas sangatlah penting. Siapapun
yang mengetahui dan memahami logika ini, akan mampu melakukan rekonsiliasi bank
dengan lebih cepat.
E-Commerce PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk

E-Banking
BNI
Gambaran
Umum PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk.
- Visi dan Misi
Visi: Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam
layanan dan kinerja
Misi: Memaksimalkan stakeholder
value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar
korporasi, komersial dan konsumer.
- Rencana Jangka Panjang
Rencana jangka panjang Perusahaan:
2008 menjadi Bank yang unggul dalam layanan
2013 menjadi Bank yang unggul dalam kinerja
2018 menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam
layanan dan kinerja
- Sejarah Perusahaan
a.
Berdiri
tanggal 5 Juli 1946 dengan nama Bank Negara Indonesia dan merupakan Bank
pertama yang didirikan dan dimiliki Pemerintah Indonesia yang ditujukan sebagai
Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI.
b.
Pada
tahun 1955, dengan ditetapkannya De
Javasche Bank sebagai Bank Sentral, peran BNI beralih menjadi Bank
pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai Bank devisa.
c.
Pada
tahun 1968, beralih menjadi Bank komersial milik Pemerintah dan mengubah
namanya menjadi Bank negara Indonesia 1946.
d.
Pada
tahun 1986, BNI 1946 melakukan resturkturisasi operasional dengan menyusun Perfomance Improvement Program (PIP)
agar lebih dinamis dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah.
e.
Pada
tahun 1992, BNI 1946 merubah status hukumnya menjadi badan hukum dengan nama PT
Bank Negara Indonesia (Persero).
f.
Pada
tahun 1996, BNI menjadi perusahaan publik melalui penawaran saham perdana
kepada masyarakat melalui pasar modal. Bank BNI merupakan Bank Pemerintah
pertama yang mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek dan mengubah namanya menjadi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
g.
Pada
tahun 1999, Bank BNI memperoleh tambahan modal sebesar Rp 61,2 triliun melalui
program rekapitalisasi perbankan yang dicanangkan Pemerintah pasca krisis
ekonomi.
h.
Pada
tahun 2000, Bank BNI mulai menerapkan praktik perbankan penuh kehati-hatian (prudent banking) dan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance).
E-Banking
BNI
E-Banking BNI
merupakan fasilitas layanan
yang diberikan kepada nasabah BNI untuk melakukan transaksi perbankan melalui
jaringan global BNI, kapan saja, dimana saja, yang mempermudah penggunanya.
Produk
E-Banking BNI:
1.
Internet Banking
Salah satu channel fasilitas e-banking
dari BNI untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui jaringan
internet dengan menggunakan perangkat lunak browser pada komputer. Kelengkapan
channel elektronik menjadi salah satu faktor kemudahan akses transaksi untuk
produk & jasa bank. Diluncurkan
pada 5 April 2007.
2.
SMS
Banking
Merupakan fasilitas layanan perbankan
yang memudahkan Anda untuk melakukan isi ulang pulsa, transfer sampai bayar
tagihan Kartu Kredit BNI semudah Anda mengirim SMS kepada sahabat, keluarga
ataupun orang terdekat anda. BNI SMS
Banking dapat diakses dengan menggunakan perintah SMS biasa, atau dengan cara download BNI SMS Banking Menu.
3.
Phone
Banking
Layanan untuk mendapatkan segala
informasi dan melakukan transaksi perbankan tanpa harus beranjak dari tempat
dengan jaminan privasi yang tinggi, serta tidak dibatasi ruang waktu dan gerak.
4.
Auto
Teller’s Machine (ATM)
Fasilitas untuk melakukan transaksi
perbankan yang meliputi penarikan tunai, inquiry saldo rekening tabungan,
transfer, setoran tunai (melalui mesin CDM) dan melakukan berbagai jenis
pembelian dan pembayaran tagihan tanpa harus datang langsung ke Kantor Cabang
BNI dan tanpa terikat waktu. Alat bertransaksi melalui BNI ATM adalah kartu
debit atau kredit
Internet Banking
- Fasilitas Internet Banking:
1.
Transaksi
non finansial
• Informasi saldo
• Informasi mutasi rekening
• Ganti Password
• Ganti Alamat Email
• Daftar Rekening
• Daftar Pembayaran
2. Transaksi finansial
• Transfer Dana antar Rekening BNI
• Pembayaran Tagihan
• Pembelian Voucher Prabayar
• Pembelian Tiket Airlines
• Pembayaran Biaya Pendidikan (Student Payment Centre)
- Manfaat E-banking:
- Bagi Perusahaan:
a. Mengurangi tingkat kesalahan yang sering dilakukan manusia
(human factor)
b. Penambahan delivery
channel baru yang dapat memperbesar kapasitas pelayanan transaksi untuk
mengurangi beban kerja di cabang
c. Dapat memproses transaksi yang lebih banyak
d. Meningkatkan jumlah nasabah
- Bagi Nasabah:
a. Menghemat waktu dan uang, karena menghilangkan tahap
operasi manual seperti penulisan dokumen transaksi (voucher), antre di counter teller, serta pengecekan secara
manual terhadap dokumen transaksi
b. Mempercepat operasional transaksi keuangan serta
mempermudah di dalam mendapatkan informasi keuangan
c. Tidak terbatas tempat dan waktu
d. Menghindari tindakan kriminal (perampokan, penjambretan,
dll)
- Bagi Lingkungan
a.
Inputan
dan keluaran data yang serba paperless
(tanpa kertas), sehingga ramah lingkungan
b.
Mengurangi
kemacetan di area lokasi Bank
c.
Mengurangi
tindakan kriminal perampokan
- Perangkat pendukung
Perangkat Akses BNI Internet Banking adalah PC/Laptop Pentium
133 Mhz, atau lebih tinggi, Modem 28,8 kbps (disarankan 56 kbps), line telepon
atau GPRS OS minimal Windows 98, Windows 2000 atau windows NT. Browser
Microsoft Internet Explorer 5.00 / Netscape Navigator 4.5, Koneksi Jaringan
Internet. Untuk dapat memanfaatkan layanan Internet Banking nasabah pengguna
mengakses website www.bni.co.id atau langsung ke https://ibank.bni.co.id.
BNI e-Secure adalah alat pengaman tambahan yang harus
dimiliki oleh pengguna untuk melakukan transaksi finansial layanan BNI Internet
Banking dan berfungsi untuk menghasilkan PIN yang berubah-ubah (Dynamic PIN).
Terintegrasi dengan aplikasi dasar ICONS (Integration
Centralized Online System)-yang telah beroperasi sejak Desember 2005. BNI Internet Banking berjalan di atas
platform yang sama dengan ICONS, yaitu menggunakan server high performance AIX
P series dan database server ORACLE
- Analisis Fasilitas Internet Banking: Transfer Dana Antar Rekening BNI
Salah satu fasilitas dari Internet Banking adalah
transfer dana antar rekening BNI yang merupakan contoh dari type e-commerce Customer to Customer (C2C), karena
transaksi tersebut menghubungkan dua orang nasabah (customer BNI) yang masing-masing
melakukan transfer dana dan menerima transfer dana. Sedangkan berdasarkan
tujuannya, Internet Banking bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi nasabah,
sehingga bisa disimpulkan bahwa scope e-commerce-nya adalah kedepan atau berorientasi pada customer.
Secara prosedur dan sistem, internet banking bisa
dikatakan bank swalayan bagi nasabah, sehingga tidak ada satupun divisi yang
terlibat dari Perusahaan, karena transaksi yang dilakukan nasabah akan langsung
ter-record pada program ICONS BNI
yang terintegrasi di seluruh cabang BNI seluruh Indonesia.
Tidak ada kendala tempat dan waktu, karena internet
banking BNI bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan koneksi internet
dan output dari transaksi adalah saat itu juga sehingga internet banking BNI
bisa dikategorikan sebagai Mobile
Commerce.
- Analisis Fasilitas Internet Banking: Pembayaran Tagihan dan Pembelian
Salah satu fasilitas dari Internet Banking adalah
Pembayaran tagihan dan pembelian yang merupakan contoh dari type e-commerce Customer to Bussiness (C2B), karena
transaksi tersebut menghubungkan antara nasabah (customer BNI) dengan rekanan
BNI (Bussiness). Sedangkan berdasarkan tujuannya, Internet Banking bertujuan
untuk memberikan kemudahan bagi nasabah, sehingga bisa disimpulkan bahwa scope
e-commerce-nya adalah kedepan atau
berorientasi pada customer dan rekanan BNI.
Secara prosedur dan sistem, internet banking bisa
dikatakan bank swalayan bagi nasabah, sehingga tidak ada satupun divisi yang
terlibat dari Perusahaan, karena transaksi yang dilakukan nasabah akan langsung
ter-record pada program ICONS BNI
yang terintegrasi di seluruh cabang BNI seluruh Indonesia.
Tidak ada kendala tempat dan waktu, karena internet
banking BNI bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan koneksi internet
dan output dari transaksi adalah saat itu juga sehingga internet banking BNI
bisa dikategorikan sebagai Mobile
Commerce.
Kamis, 08 September 2016
Cara Melakukan Analisa Akuntansi oleh Non-Akuntan
Melakukan analisis akuntansi
Pada
tahap ini kita akan mendiskusikan beberapa tahap yang dilakukan analis untuk
mengevaluasi kualitas akuntansi perusahaan. konsep ini diilustrasikan untuk
menganalisis aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban dan entitas bisnis
akuntansi.
Langkah 1: Mengidentifikasi kebijakan akuntansi kunci
Seperti
yang telah didiskusikan pada bab analisis strategi bisni, karakteristik
industri dan strategi kompetitif perusahaan menentukan faktor kunci sukses dan
risiko. Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk
mengevaluasi sebagaimana baik faktor-faktor sukses dan risiko yang dikelola
oleh perusahaan. Pada analisis akuntansi, karena itu, analis seharusnya
mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan estimasi yang digunakan
perusahaan untuk mengukur faktor dan risiko kritisnya.
Sebagai
contoh, salah satu dari faktor kunci sukses pada leasing business adalah untuk melakukan prediksi yang akurat dari
nilai sisa atas aset leasing pada akhir masa leasing. Untuk perusahaan yang
bergerak pada bidang leasing industry,
karena itu, salah satu kebijakan akuntansi yang paling penting adalah bagaimana
cara nilai sisa dicatat. Nilai sisa mempengaruhi pelaporan laba dan dasar
pengakuan aset perusahaan. Jika nilai sisa dinilai terlalu besar, maka
perusahaan akan berisiko mengalami penghapusan atau pembebanan yang besar di
masa depan.
Faktor
kunci sukses pada perusahaan perbankan termasuk bunga dan manajemen risiko
kredit; pada perusahaan dagang, manajemen persediaan adalah faktor kunci
suksesnya; dan untuk perusahaan manufaktur yang bersaing dalam kualitas dan
inovasi produk, penelitian dan pengembangan dan cacat produk setelah penjualan
adalah bidang yang menjadi perhatiannya. Pada setiap kasus, analis harus
mengidentifikasi pengukuran akuntansi yang digunakan perusahaan untuk membangun
bisnisnya, kebijakan-kebijakan yang menjelaskan bangaimana pengukuran
diimplementasikan, dan kunci estimasi yang digunakan dalam kebijakannya.
Sebagai contoh, pengukuran akuntansi suatu bank yang digunakan untuk menangkap
risiko kredit adalah cadangan kerugian pinjaman, dan pengukuran akuntansi suatu
perusahaan manufaktur yang digunakan untuk menangkap kualitas produk adalah
biaya dan cadangan garansi.
Langkah 2: Menilai fleksibilitas akuntansi
Tidak
semua perusahaan memiliki kesamaan fleksibilitas dalam pemilihan kebijakan dan
estimasi akuntansi kuncinya. Pilihan kebijakan akuntansi beberapa perusahaan
sangat dibatasi oleh standar akuntansi dan konvensi. Sebagai contoh, meskipun
penelitian dan pengembangan adalah faktor kunci sukses dari perusahaan
bioteknologi, para manajer tidak memiliki kebebasan pemilihan kebijakan
akuntansi pada aktivitas ini. Sama seperti, meskipun pemasaran dan peningkatan
nama merk adalah salah satu kunci sukses dari perusahaan consumer goods, namun semua pengeluaran atas aktivitas tersebut
harus dibiayakan. Sebaliknya, pengelolaan risiko kredit adalah salah satu
faktor kritis sukses dari Bank, dan manajer bank memiliki kebebasan untuk
mengestimasi kegagalan bayar pinjaman nasabah. Begitu pula, pengembang software
memiliki fleksibilitas untuk menentukan pada titik mana pada siklus
pengembangan, pengeluaran dapat dikapitalisasi.
Jika
para manajer memiliki sedikit fleksibilitas dalam pemilihan kebijakan dan
estimasi akuntansi yang berkaitan denga faktor kunci sukses (seperti contoh
kasus perusahaan bioteknologi), data akuntansi akan seperti kurang informatif
untuk memahami ekonomi suatu perusahaan. Sebaliknya, jika manajer memiliki
fleksibilitas yang besar dalam memilih kebijakan dan estimasi (seperti pada
kasus pengembang software), angka akuntansi memiliki potensi informasi,
tergantung bagaimana para manajer menggunakan fleksibilitasnya tersebut.
Terlepas
dari tingkat fleksibilitas akuntasi manajer perusahaan dalam mengukur faktor
kunci sukses dan risiko, mereka akan memiliki beberapa fleksibilitas sehubungan
dengan beberapa kebijakan akuntansi lain. Sebagai contoh, semua perusahaan
harus menentukan pilihan sehubungan dengan kebijakan penyusutan (garis lurus,
saldo menurun), kebijakan akuntansi persediaan (LIFO, FIFO, rata-rata),
kebijakan dalam mengamortisasi goodwill (penghapusan lebih dari 40 tahun atau
kurang), dan kebijakan mengenai estimasi pensiun dan kewajiban manfaat lain
(pengembalian yang diharapkan pada aset, tingkat diskonto untuk liabilitas, dan
tingkat kenaikan gaji dan tunjangan kesehatan). Selama semua pilihan kebijakan
tersebut bisa berdampak signifikan pada pelaporan kinerja perusahaan, semua
pilihan kebijakan tersebut memberi kesempatan pada perusahaan untuk mengelola
angka yang harus dilaporkan.
Langkah 3: Mengevaluasi strategi akuntansi
Ketika
manajer memiliki fleksibilitas dalam akuntansi, mereka bisa menggunakan hal
tersebut untuk menginformasikan situasi ekonomi perusahaan mereka atau juga
menyembunyikan kinerja yang sebenarnya. Beberapa pertanyaan yang dapat
dipertanyakan untuk meneliti bagaimana para manajer menggunakan
fleksibilitasnya dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
·
Bagaimana kebijakan akuntansi
perusahaan dibandingkan dengan norma-norma di industri? Jika tidak sama, apakah
ini disebabkan karena keunikan strategi kompetitif perusahaan? Contohnya,
mempertimbangkan perusahaan yang melaporkan tunjangan garansi lebih rendah dari
rata-rata industri sejenis. Salah satu penjelasan adalah bahwa perusahaan
bersaing berdasarkan kualitas tinggi dan telah menginvestasikan sumber daya
yang cukup untuk mengurangi tingkat kegagalan produk. Penjelasan alternatif
adalah bahwa perusahaan hanyalah mengecilkan kewajiban garansi.
·
Apakah manajemen menghadapi pengaruh
kuat insentif untuk menggunakan kebijakan akuntansi untuk manajemen laba?
Sebagai contoh, apakah perusahaan hampir melanggar jaminan perjanjian obligasi?
Atau, apakah manajer mengalami kesulitan dalam akuntansi berbasis target bonus?
Apakah manajemen memiliki saham yang signifikan? Apakah perusahaan di
tengah-tengah pertarungan atau negosiasi dengan serikat buruh? Manajer juga
dapat membuat keputusan akuntansi untuk mengurangi pembayaran pajak, atau untuk
mempengaruhi persepsi pesaing perusahaan.
·
Apakah perusahaan telah merubah
kebijakan atau estimasinya? Apa dasar pembenarannya? Apa dampak dari perubahan
ini? Sebagai contoh, jika biaya garansi menurun, itu karena perusahaan
melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan kualitas produknya?
·
Apakah kebijakan perusahaan dan
estimasi telah realistis di masa lalu? Sebagai contoh, perusahaan mungkin
melebih-lebihkan pendapatan mereka dan mengecilkan pengeluaran mereka dengan
memanipulasi laporan triwulanan, yang tidak tunduk pada full-blown audit eksternal. Namun, proses audit pada akhir tahun
fiskal memaksa perusahaan tersebut untuk membuat penyesuaian besar kuartal
keempat, memberikan kesempatan bagi analis untuk menilai kualitas pelaporan
interim perusahaan. Demikian pula, perusahaan yang biaya akuisisi goodwill terlalu lambat akan dipaksa
untuk write-off dalam jumlah besar di
masa datang. mungkin write-off sebelumnya,
merupakan tanda manajemen laba sebelumnya.
·
Apakah struktur perusahaan setiap
transaksi bisnis yang signifikan sehingga dapat mencapai tujuan akuntansi
tertentu? Sebagai contoh, perusahaan sewa guna usaha dapat mengubah masa sewa (panjang
masa sewa atau opsi pembelian pada akhir masa sewa) sehingga memenuhi syarat
sebagai leasing tipe penjualan bagi lessor. Perusahaan mungkin struktur
transaksi pengambilalihan (ekuitas pembiayaan daripada pembiayaan utang)
sehingga mereka dapat menggunakan metode penyatuan kepemilikan daripada metode
akuntansi pembelian. Akhirnya, perusahaan dapat mengubah cara membiayai (kupon
rate dan ketentuan konversi untuk penerbitan obligasi konversi) sehingga laba
yang dilaporkan per saham tidak dicairkan. Perilaku tersebut dapat menunjukkan
bahwa manajer perusahaan bersedia untuk mengeluarkan sumber daya ekonomi
semata-mata untuk mencapai tujuan akuntansi.
Langkah 4: Mengevaluasi kualitas pengungkapan
Manajer dapat membuat pengungkapan lebih atau kurang mudah bagi seorang analis untuk menilai kualitas akuntansi perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami
realitas bisnis. Sementara
aturan akuntansi memerlukan sejumlah pengungkapan minimum,
manajer memiliki pilihan yang cukup luas dalam hal ini. Kualitas pengungkapan, oleh karena itu,
merupakan dimensi penting dari kualitas akuntansi suatu
perusahaan.
Dalam
menilai kualitas pengungkapan perusahaan, analis sebaiknya mempertanyakan
hal-hal berikut:
·
Apakah perusahaan menyediakan
pengungkapan yang memadai untuk menilai strategi bisnis perusahaan dan
konsekuensi ekonomi perusahaan? Sebagai contoh, beberapa perusahaan menggunakan
Surat kepada Pemegang Saham dalam laporan tahunan mereka untuk memperjelas rancangan
kondisi industri perusahaan, posisi kompetitif, dan rencana manajemen untuk
masa depan. Pihak lain menggunakan Surat untuk menonjolkan kinerja keuangan
perusahaan dan mengabaikan kesulitan kompetitif perusahaan yang mungkin akan dihadapi.
·
Apakah catatan kaki cukup
menjelaskan kebijakan akuntansi kunci dan asumsi dan logika perusahaan? Sebagai
contoh, jika kebijakan pengakuan pendapatan dan beban perusahaan berbeda dari
norma-norma industri, perusahaan dapat menjelaskan pilihan dalam catatan kaki.
Demikian pula, ketika ada perubahan signifikan dalam kebijakan suatu
perusahaan, catatan kaki dapat digunakan untuk mengungkapkan alasan.
·
Apakah perusahaan cukup
menjelaskan kinerja saat ini? Pada bagian diskusi dan analisis manajemen dari
laporan tahunan perusahaan memberikan kesempatan untuk membantu analis memahami
alasan dibalik perubahan kinerja perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan
bagian ini untuk menghubungkan kinerja keuangan dengan kondisi bisnis.
Misalnya, jika margin keuntungan turun dalam suatu periode, itu karena
persaingan harga atau karena kenaikan biaya produksi? Jika biaya administrasi
penjualan dan umum naik, itu karena perusahaan yang berinvestasi dalam strategi
diferensiasi, atau karena beban overhead tidak produktif yang merangkak naik?
·
Jika aturan dan konvensi akuntansi
membatasi perusahaan untuk mengukur secara tepat faktor-faktor kunci
keberhasilannya, apakah perusahaan memberikan pengungkapan tambahan yang
memadai untuk membantu pihak luar memahami bagaimana faktor-faktor ini
dikelola? Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan berinvestasi untuk kualitas
produk dan layanan pelanggan, aturan akuntansi tidak memungkinkan manajemen
untuk mengkapitalisasi semua pengeluaran tersebut, bahkan ketika manfaat masa
depan cukup pasti. Bagian diskusi dan analisis manajemen dari laporan tahunan
perusahaan dapat digunakan untuk menyoroti bagaimana pengeluaran dikelola dan
konsekuensi kinerja perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan dapat mengungkapkan
indeks keusangan persediaan fisik dan kepuasan pelanggan sehingga pihak luar
bisa menilai kemajuan yang dibuat dalam bidang ini dan konsekuensi arus kas
masa depan dari aktivitas ini.
·
Jika suatu perusahaan terdiri dari
beberapa segmen usaha, apa kualitas dari pengungkapan segmen? Beberapa
perusahaan menyediakan diskusi yang sangat baik dari kinerja mereka dengan
segmen produk dan segmen geografis. Selain itu banyak perbedaan bisnis dalam
satu segmen yang luas. Tingkat persaingan dalam suatu industri dan kesediaan
manajemen untuk berbagi data pembauran kinerja yang mempengaruhi kualitas suatu
perusahaan dalam pengungkapan segmen.
·
Bagaimana manajemen bersikap sehubungan
dengan berita buruk akan datang? Kualitas pengungkapan perusahaan paling jelas
diungkapkan oleh manajemen dengan cara penawaran berita buruk. Apakah itu cukup
menjelaskan alasan untuk kinerja yang buruk? Apakah perusahaan jelas
mengartikulasikan strategi, jika ada, untuk mengatasi masalah kinerja
perusahaan?
·
Seberapa baik program hubungan
investor perusahaan? Apakah perusahaan menyediakan buku-buku dengan data fakta rinci
tentang bisnis dan kinerja perusahaan? Apakah manajemen dapat diakses oleh
analis?
Langkah 5: Mengidentifikasi “bendera merah” yang potensial
Selain beberapa analisis di atas, pendekatan umum untuk analisis kualitas
akuntansi adalah untuk mencari "bendera merah" yang berfokus pada pertanyaan
kualitas akuntansi. Indikator ini menunjukkan bahwa analis harus memeriksa item-item
tertentu lebih dekat atau mengumpulkan informasi lebih lanjut. Beberapa “bendera
merah” umum adalah:
·
Perubahan akuntansi yang tidak dijelaskan, terutama ketika kinerja buruk.
Hal ini mungkin menunjukkan bahwa manajer menggunakan kebijakan akuntansi untuk
"mempercantik" laporan keuangan mereka.
·
Transaksi tidak jelas yang meningkatkan keuntungan. Sebagai contoh, perusahaan mungkin melakukan transaksi neraca,
seperti penjualan aset atau utang untuk swap ekuitas, untuk mewujudkan
keuntungan dalam periode ketika beroperasi kinerja buruk.
·
Peningkatan yang tidak biasa piutang usaha sehubungan
dengan kenaikan penjualan. Hal ini mungkin menunjukkan
bahwa perusahaan memenuhi kebijakan kredit atau memuat saluran distribusi buatan
untuk mencatat pendapatan selama periode berjalan. Jika kebijakan kredit telah
dipenuhi, perusahaan mungkin menghadapi penghapusan piutang selama periode
berikutnya sebagai akibat dari kegagalan pelanggan. Jika perusahaan mempercepat
pengiriman ke saluran distribusi, mungkin perusahaan menghadapi retur produk
atau berkurangnya pengiriman pada periode berikutnya.
·
Peningkatan persediaan yang tidak biasa dalam kaitannya
dengan peningkatan penjualan. Jika persediaan meningkat
karena peningkatan persediaan barang jadi, itu bisa menjadi tanda bahwa permintaan
untuk produk perusahaan lambat, menunjukkan bahwa perusahaan mungkin terpaksa
memotong harga (dan karenanya mendapatkan margin yang lebih rendah) atau menghapus
persediaan. Sebuah peningkatan dalam persediaan barang dalam proses cenderung
menjadi kabar baik secara umum, mungkin sinyal bahwa manajer mengharapkan
peningkatan penjualan. Jika peningkatan pada bahan baku, itu bisa menunjukkan
inefisiensi pada proses produksi atau pengadaan, menyebabkan peningkatan beban
pokok penjualan (dan karenanya margin yang lebih rendah).
·
Sebuah peningkatan gap antara penghasilan perusahaan yang
dilaporkan dan arus kas dari aktivitas operasi. Walaupun
secara peraturan tidak salah bahwa angka akuntansi akrual berbeda dari arus
kas, biasanya ada hubungan yang stabil jika kebijakan akuntansi perusahaan
tetap sama. Oleh karena itu, setiap perubahan dalam hubungan antara laba yang
dilaporkan dan arus kas operasi mungkin menunjukkan perubahan halus dalam
estimasi akrual perusahaan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan kontrak
konstruksi besar yang memungkinkan menggunakan metode persentase penyelesaian
untuk mencatat pendapatan. Sementara laba dan arus kas operasi cenderung
berbeda untuk perusahaan seperti ini, mereka harus menanggung hubungan yang
stabil satu sama lain. Sekarang anggaplah perusahaan meningkatkan pendapatan
dalam suatu periode melalui penerapan secara agresif metode persentase penyelesaian.
Kemudian pendapatannya akan naik, namun arus kas tetap tidak terpengaruh.
Perubahan kualitas akuntansi perusahaan akan diwujudkan oleh perubahan dalam
hubungan antara laba perusahaan dan arus kas.
·
Peningkatan gap antara penghasilan perusahaan dilaporkan
dan pajak penghasilannya. Sekali lagi, itu sah-sah
saja bagi perusahaan untuk mengikuti kebijakan akuntansi yang berbeda untuk
pelaporan keuangan dan akuntansi pajak, asalkan undang-undang pajak
memungkinkan. Namun, hubungan antara buku perusahaan dan akuntansi pajak akan
tetap konstan dari waktu ke waktu, kecuali ada perubahan yang signifikan dalam
aturan pajak atau standar akuntansi. Dengan demikian, peningkatan gap antara penghasilan perusahaan
dilaporkan dan pajak penghasilan mungkin menunjukkan bahwa pelaporan keuangan
perusahaan kepada para pemegang saham telah menjadi lebih agresif. Sebagai
contoh, pertimbangan bahwa biaya garansi diperkirakan atas dasar akrual untuk
pelaporan keuangan, tetapi dicatat secara kas basis untuk pelaporan pajak.
Kecuali ada perubahan besar dalam kualitas produk perusahaan, kedua angka
menanggung hubungan yang konsisten satu sama lain. Oleh karena itu, perubahan
dalam hubungan ini dapat menjadi indikasi baik bahwa kualitas produk berubah
secara signifikan atau perkiraan laporan keuangan berubah.
·
Sebuah kecenderungan untuk menggunakan mekanisme
pembiayaan seperti penelitian dan kemitraan pengembangan dan penjualan piutang
dengan jalan lain. Sementara pengaturan ini mungkin
memiliki logika bisnis yang sehat, mereka juga dapat memberikan manajemen
dengan kesempatan untuk mengecilkan kewajiban perusahaan dan / atau
melebih-lebihkan asetnya.
·
Penghapusan sejumlah besar aset yang tidak terduga. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen lambat untuk menggabungkan
perubahan keadaan bisnis ke estimasi akuntansi perusahaan. Penghapusan aset
mungkin juga akibat dari perubahan tak terduga dalam situasi bisnis.
·
Penyesuaian besar kuartal keempat. Sebuah laporan tahunan perusahaan yang diaudit oleh auditor
eksternal, namun laporan interim keuangan biasanya hanya direview. Jika
manajemen perusahaan enggan untuk membuat estimasi akuntansi yang sesuai
(seperti ketentuan untuk piutang tidak dapat ditagih) dalam laporan interim,
itu bisa memaksa untuk melakukan penyesuaian pada akhir tahun sebagai akibat
dari tekanan dari auditor eksternal. Sebuah pola yang konsisten dari penyesuaian
pada kuartal keempat, karena itu, mungkin menunjukkan orientasi manajemen
agresif terhadap pelaporan interim.
·
Opini audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian
atau perubahan auditor independen yang tidak dibenarkan. Ini mungkin menunjukkan sikap agresif suatu perusahaan atau
kecenderungan untuk “jual beli pendapat”.
·
Transaksi pihak berelasi atau transaksi antara entitas
terkait. Transaksi ini mungkin kurang memiliki
objektivitas di pasar, dan manajer akuntansi memperkirakan terkait dengan
transaksi ini cenderung lebih subyektif dan berpotensi melayani diri sendiri.
Meskipun daftar sebelumnya menyediakan sejumlah bendera merah yang
berpotensi untuk menurunkan kualitas akuntansi, penting untuk melakukan
analisis lebih lanjut sebelum mencapai kesimpulan akhir. Setiap bendera merah
memiliki multitafsir, beberapa interpretasi didasarkan pada alasan bisnis, dan
lain-lain menunjukkan akuntansi yang dapat dipertanyakan. Oleh karena itu, yang
terbaik untuk menggunakan analisis bendera merah sebagai titik awal untuk lebih
lanjut menyelidik, bukan sebagai titik akhir itu sendiri.
Langkah 6: Membatalkan distorsi akuntansi
Jika analisis akuntansi menunjukkan bahwa angka akuntansi perusahaan
dilaporkan menyesatkan, analis harus berusaha untuk menyajikan kembali angka
yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi seminimal mungkin. Hal ini, tentu
saja, hampir tidak mungkin untuk membatalkan semua distorsi menggunakan
informasi luar saja. Namun, beberapa kemajuan dapat dibuat dengan laporan arus
kas dan catatan kaki laporan keuangan.
Laporan
arus kas perusahaan menyediakan rekonsiliasi kinerja perusahaan berdasarkan
akuntansi akrual dan akuntansi kas basis. Jika analis tidak yakin kualitas
akuntansi akrual perusahaan, laporan arus kas memberikan patokan alternatif
kinerja perusahaan. Laporan arus kas juga memberikan informasi tentang
bagaimana item dalam laporan laba rugi menyimpang dari arus kas yang
mendasarinya. Sebagai contoh, jika seorang analis khawatir bahwa perusahaan itu
agresif memanfaatkan biaya tertentu yang harus dibebankan, informasi dalam
laporan arus kas memberikan dasar untuk membuat penyesuaian yang diperlukan.
Catatan
kaki laporan keuangan juga menyediakan banyak informasi yang berpotensi berguna
dalam penyajian kembali laporan keuangan. Misalnya, ketika perusahaan mengubah
kebijakan akuntansinya, ia menyediakan catatan kaki yang menunjukkan efek dari
perubahan bahwa jika itu adalah material. Demikian pula, beberapa perusahaan
memberikan informasi tentang rincian estimasi akrual seperti penyisihan piutang
tak tertagih. Catatan kaki pajak biasanya memberikan informasi tentang
perbedaan antara kebijakan akuntansi perusahaan untuk pelaporan pemegang saham
dan pelaporan pajak. Karena pelaporan pajak seringkali lebih konservatif
dibandingkan pelaporan pemegang saham, informasi dalam catatan kaki pajak dapat
digunakan untuk memperkirakan apa laba yang dilaporkan kepada pemegang saham
akan berada di bawah kebijakan yang lebih konservatif.
Jebakan analisis akuntansi
Ada
perangkap tersembunyi beberapa analisis akuntansi yang seorang analis harus hindari.
Pertama, penting untuk diingat bahwa dari sudut pandang seorang analis,
akuntansi konservatif tidak sama dengan akuntansi "baik". Analis
keuangan tertarik dalam mengevaluasi seberapa baik akuntansi sebuah perusahaan
menangkap realitas bisnis dalam cara yang tidak bias, dan akuntansi konservatif
dapat sebagai menyesatkan seperti akuntansi agresif dalam hal ini. Selanjutnya,
akuntansi konservatif sering memberi kesempatan manajer untuk melakukan
perataan laba. Perataan laba dapat mencegah analis untuk mengenali kinerja yang
buruk secara tepat waktu.
Sebuah
kesalahan potensial kedua adalah membingungkan akuntansi yang tidak biasa
dengan akuntansi dipertanyakan. Pilihan akuntansi yang tidak biasa bisa membuat
kinerja perusahaan sulit untuk dibandingkan dengan kinerja perusahaan lain,
seperti pilihan akuntansi yang dibenarkan jika bisnis perusahaan tidak biasa.
Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang mengikuti strategi berbeda atau
perusahaan yang struktur bisnis mereka dengan cara yang inovatif untuk mengambil
keuntungan dari situasi pasar tertentu, dapat membuat pilihan akuntansi yang
tidak biasa untuk benar sesuai dengan bisnis mereka. Oleh karena itu, penting
untuk mengevaluasi pilihan akuntansi perusahaan dalam konteks strategi
bisnisnya.
Perangkap
lain yang potensial dalam analisis akuntansi muncul ketika seorang analis menghubungkan
semua perubahan dalam kebijakan akuntansi perusahaan dan akrual untuk motif
manajemen laba. Perubahan akuntansi mungkin hanya mencerminkan kondisi bisnis
yang berubah. Misalnya, sebagaimana telah dibahas, sebuah perusahaan yang
menunjukkan peningkatan luar biasa dalam persediaan mungkin mempersiapkan untuk
pengenalan produk baru. Demikian pula, peningkatan tidak biasa dalam piutang
hanya mungkin karena perubahan dalam strategi penjualan perusahaan. Penurunan
yang tidak biasa di penyisihan piutang tidak dapat ditagih mungkin mencerminkan
fokus pelanggan perusahaan berubah. Oleh karena itu penting bagi seorang analis
untuk mempertimbangkan semua kemungkinan penjelasan untuk perubahan akuntansi
dan menyelidiki mereka menggunakan informasi kualitatif yang tersedia dalam
laporan keuangan perusahaan.
Nilai data akuntansi dan
analisis akuntansi
Apa
nilai informasi akuntansi dan analisis akuntansi? Mengingat insentif dan
kesempatan bagi manajer untuk mempengaruhi angka yang dilaporkan perusahaan
mereka, bahkan ada yang berpendapat bahwa data akuntansi dan analisis akuntansi
tidak mungkin akan berguna bagi investor.
Para
peneliti yang telah meneliti nilai akuntansi dengan memperkirakan pengembalian
yang bisa diperoleh investor dengan pandangan laba kedepan yang sempurna dalam
satu tahun sebelum pengumuman laba. Temuan menunjukkan bahwa dengan membeli
saham perusahaan dengan pendapatan yang meningkat dan menjual saham perusahaan
dengan pendapatan menurun setiap tahun, investor hipotetis bisa mendapatkan
pengembalian portofolio rata-rata 37,5 persen pada periode 1954-1996. Ini
setara dengan 44 persen dari pengembalian yang bisa diperoleh jika investor
telah memiliki pandangan ke depan sempurna dari harga saham itu sendiri selama
satu tahun, dan membeli saham dengan harga saham meningkat dan dijual yang
harganya menurun. Kejelian sempurna ROE memungkinkan investor untuk mendapatkan
tingkat yang lebih tinggi dari return, 43 persen, dibandingkan dengan pandangan
jauh ke depan pendapatan yang sempurna. Ini setara dengan 50 persen dari return
yang bisa diperoleh dengan pandangan ke depan harga saham yang sempurna.
Sebaliknya,
data arus kas tampaknya jauh lebih berharga daripada pendapatan atau informasi
ROE. Kejelian sempurna arus kas dari operasi akan mengizinkan investor
hipotetis untuk mendapatkan tingkat pengembalian tahunan rata-rata hanya 9
persen, setara dengan 11 persen dari return yang bisa diperoleh dengan
pandangan ke depan yang sempurna dari harga saham.
Secara
keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa lembaga pengaturan dan konvensi
dibuat untuk mengurangi potensi penyalahgunaan akuntansi oleh para manajer dengan
efektif sehingga memberikan jaminan kepada investor. Penelitian ini menunjukkan
bahwa investor tidak melihat manajemen laba begitu luas untuk membuat data laba
diandalkan.
Sejumlah
penelitian telah meneliti apakah analisis akuntansi yang unggul adalah kegiatan
yang berharga. Pada umumnya, bukti ini menunjukkan bahwa ada peluang bagi
analis unggul untuk mendapatkan pengembalian saham yang positif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dikritik dalam pers keuangan atas
menyesatkan pelaporan keuangan selanjutnya mengalami penurunan harga saham
rata-rata 8 percent. Perusahaan di mana manajer tampaknya mengembang laba yang
dilaporkan sebelum masalah ekuitas dan selanjutnya melaporkan laba kinerja yang
rendah memiliki kinerja saham lebih negatif setelah tawaran dari perusahaan
tanpa manajemen laba jelas. Akhirnya, perusahaan tunduk pada penyelidikan SEC
untuk manajemen laba menunjukkan penurunan harga saham rata-rata 9 persen
ketika manajemen laba pertama kali diumumkan dan terus memiliki kinerja saham
yang buruk selama dua tahun.
Temuan
ini menyiratkan bahwa analis yang mampu mengidentifikasi perusahaan dengan
akuntansi menyesatkan mampu menciptakan nilai bagi investor. Temuan tersebut
juga menunjukkan bahwa pasar saham pada akhirnya melihat melalui manajemen
laba. Untuk semua kasus ini, manajemen laba pada akhirnya ditemukan dan harga
saham merespon negatif terhadap bukti bahwa laba perusahaan telah meningkat
sebelum melalui akuntansi yang menyesatkan.
Langganan:
Postingan (Atom)