Selasa, 13 Januari 2015

PERSEDIAAN



PERSEDIAAN
·         Persediaan adalah aset:
  1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
  2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
  3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
·         Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
·         Pengukuran persediaan
Ø  Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
Ø  Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Ø  Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa
Ø  Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung, alokasi overhead produksi tetap dan variabel akibat konversi bahan menjadi barang jadi.
Ø  Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Ø  Contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya:
1.       jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;
2.       biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
3.       biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
4.       biaya penjualan
·         Teknik pengukuran biaya persediaan:
1.       Metode biaya standar: memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi, dan utilitas kapasitas
2.       Metode eceran: digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar, item yang berubah dengan cepat dan memiliki marjin yang sama. Biaya persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto.
·         Pengakuan persediaan sebagai beban
·         Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
·           Pengungkapan persediaan:
1.       kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
2.       total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas
3.       jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
4.       jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
5.       jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
6.       jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan;
7.       kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan
8.       nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

·         Biaya persediaan yang diakui sebgai beban selama periode disebut beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal.

Senin, 12 Januari 2015

LABA RESIDUAL ATAU RESIDUAL INCOME



LABA RESIDUAL ATAU RESIDUAL INCOME

Laba residual adalah kelebihan laba neto terdadap persentase yang disyaratkan dari aktiva operasional rata-rata. Formula laba residual ini acap kali digunakan oleh investment center untuk mengevaluasi atau mengukur apakah kinerja manajer profit center sudah baik atau belum. Dikatakan baik atau jelek tentu ada batas minimumnya dan batas minimum inilah dikenal apa yang disebut dengan minimum expected rate of return dari suatu investasi. Tingkat laba residual akan positif bila laba neto lebih tinggi daripada tingkat return yang disyaratkan, demikian pula sebaliknya.

Contoh :
Data dari hasil operasional PT. XYZ 20xx sebagai berikut :
Penjualan Rp. 5.000.000
Laba Neto Rp. 600.000
Rata-rata aktiva operasional Rp. 2.000.000
Tingkat rate of return minimum yang disyaratkan adalah sebesar 20%, maka :

Laba Residual = Rp. 600.000 - (20% x Rp. 2.000.000) = Rp. 200.000

Ternyata kinerja manajer tersebut sangat mengesankan karena laba neto yang diperoleh jauh lebih besar daripada tingkat penggunaan aktivitas operasional. Adapun aktiva operasional ini tidaklah mutlak sama dengan total aktiva di neraca. Aktiva operasional lebih fokus hanya aktiva yang murni digunakan untuk usaha pokok perusahaan saja. Aktiva-aktiva yang disewakan, aktiva-aktiva yang dianggurin dan aktiva-aktiva yang diistirahatkan tidak termasuk aktiva operasional.